Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Rindu yang Tak Pernah Pulang

Senja yang Mengingatkan Senja selalu datang dengan cara yang sama, namun kali ini berbeda. Langit oranye memudar perlahan, meninggalkan jejak keemasan yang menembus jendela kamarku. Di balik tirai tipis, aku duduk sendiri, memeluk lutut, dan membiarkan rindu merayap masuk. Rindu itu padamu. Rindu yang tak pernah pulang, yang selalu menghampiri di saat aku paling tak siap. Setiap hembusan angin membawa aroma kenangan kita—tawa, bisikan, bahkan pertengkaran kecil yang kini terasa manis. Tapi kenyataan berkata lain; kau telah pergi, entah untuk sementara atau selamanya. Aku mencoba tersenyum pada diriku sendiri, menipu hati agar merasa tenang. Namun setiap detik senja, setiap cahaya yang memudar, mengingatkanku bahwa rindu ini tak pernah pulang. Kenangan yang Menyapa Diam-diam Rindu ini seperti hujan yang datang tanpa peringatan. Aku menatap foto kita di meja belajar; senyummu tetap sama, hangat, dan membuat hatiku bergetar. Betapa sederhana kebahagiaan itu dulu—hanya berdua, duduk d...

Galau "Hujan di Hati yang Sepi"

Senja yang Membawa Sepi Hujan selalu punya cara untuk menghidupkan rasa. Setiap tetesnya seakan menetes pula ke dalam hati yang sepi, mengisi ruang-ruang kosong yang tak mampu diisi oleh kata. Aku duduk di tepi jendela kamar, menatap gerimis yang membasahi jalanan. Lampu-lampu kota tampak remang, dan suara kendaraan yang basah oleh hujan terdengar sayup-sayup. Dalam kesendirian ini, aku merasakan bagaimana sepi bisa begitu berat. Rindu yang tak terucap, kenangan yang tak tergantikan, semuanya datang bersamaan seperti hujan yang tiada henti. Hati ini ingin berbicara, tapi lidah terkunci oleh rasa takut dan kecewa. Rindu yang Tak Pernah Pulang Setiap hujan selalu mengingatkanku padamu. Pada senyum yang dulu meneduhkan, pada kata yang dulu menenangkan. Namun kini, semua itu hanya tersisa bayangan yang tak bisa kugapai. Rindu ini tak pernah pulang, selalu terselip di antara detik-detik yang sunyi. Aku mencoba menulis di buku harian, menuangkan setiap rasa yang menyesakkan dada. Tapi t...